×

blog/sejarah-mobil-timor-kendaraan-nasional-era-90an-072023

Sejarah Mobil Timor, Kendaraan Nasional Era 90an

07 Jul 2023

Mobil Timor, sebuah merek mobil yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah industri otomotif Indonesia. Diluncurkan pada tahun 1996, mobil Timor menjadi simbol upaya Indonesia dalam mengembangkan mobil nasional pada era tersebut.

Kendaraan ini menggambarkan perjalanan menarik dalam industri otomotif Indonesia pada masa itu. Lantas, bagaimana sejarah mobil ini berkembang dan menjadi proyek mobil nasional (Mobnas) kala itu? Simak penjelasan berikut.

 

Awal sejarah mobil Timor

Proyek mobil nasional ini dimulai pada érea 90’an. Saat itu, negara Indonesia yang dipimpin Presiden Soeharto, mengeluarkan Instruksi Presiden (INPRES) No.2/1996 tanggal 28 Februari 1996.

Baca juga: Tips Merawat Mobil Putih Agar Selalu Bersih dan Kinclong

INPRES ini berikan tentang Pembangunan Industri Mobil Nasional yang menginstruksikan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi untuk segera mewujudkan industri mobil nasional.

Instruksi tersebut juga mengarahkan aturan, bahwa, untuk mewujudkan industri mobil nasional, ada persyaratan menggunakan merek sendiri, diproduksi di dalam negeri, serta menggunakan komponen buatan dalam negeri. Selain itu ada persyaratan penggunaan kandungan komponen lokal pada tahapan tertentu.

Persyaratan kandungan lokal untuk mobil nasional adalah minimal 20%, 40%, dan 60% pada tahun pertama, kedua, dan ketiga produksi. Selain itu, fasilitas produksi yang digunakan harus sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan Indonesia, dan tidak ada perjanjian kerjasama dengan produsen mobil asing yang membatasi ekspor.

 

Dijalankan Tommy Soeharto

Proyek ini kemudian dijalankan oleh PT. Timor Putra Nasional (PT. TPN) pada tahun 1996. Perusahaan tersebut dikomandoi oleh putra bungsu Presiden Soeharto sendiri yang dikenal dengan nama Tommy Soeharto.

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Bengkel Ketok Magic

Adapun PT. TPN diberikan sokongan keuangan dari pemerintah jika perusahaan memenuhi persyaratan yang diminta oleh Menteri Perekonomian untuk memproduksi 15.000 mobil pada September 1996. Tommy kemudian menjajaki opsi untuk memulai kerjasama dengan Kia Motors dari Korea Selatan.

Sebelum menggandeng KIA, TPN juga sempat ingin menggandeng pabrikan asing Lada dan Iran Khodro. Namun kerjasama gagal terlaksana dan ketua TPN, Tommy, memilih Kia Motors sebagai mitra perusahaannya. 

 

Lahirnya Timor

Pada 8 Juli 1996, PT TPN memperkenalkan produk pertama mereka. Mobil ini dinamakan sebagai Timor S515 yang berbasis sedan Kia Sephia. Hanya saja, terdapat perubahan nama dan logo.

Baca juga: Cicilan Lunas, Ini Cara Mengambil BPKB Mobil Bekas

Meskipun berbasis Kia Sephia, namun Timor memiliki fitur yang lebih sedikit guna memangkas harga jual. Mobil ini memiliki spesifikasi interior yang dilengkapi konsol tengah dengan tombol fungsional.

Selain itu, Timor juga dilengkapi ventilasi, AC, head unit sistem audio, dan panel instrumen analog di belakang roda kemudi. Mobil tersebut juga sudah dilengkapi sistem power steering yang membuatnya nyaman untuk dikendalikan.

Selain itu, Timor S515 juga menawarkan fitur keselamatan seperti sabuk keselamatan tiga titik dan rem cakram. Timor juga memiliki fitur crumple zone di bagian depan untuk meredam benturan dan side impact beam pada pintu yang melindungi penumpang saat terjadi benturan dari samping.

Baca juga: Konversi Mobil Listrik, Bagaimana Aturannya di Indonesia?

Adapun untuk urusan mesin, Timor S515 menggunakan mesin 4 silinder DOHC 16 katup dengan kapasitas 1.498cc. Mobil yang bertransmisi manual 5 kecepatan ini memiliki tenaga sebesar 80 hp pada 5.500 rpm dan torsi 120 Nm pada 2.500 rpm.

Nama Timor sendiri merupakan kependekan dari Teknologi Industri Mobil Rakyat. Mulanya, mobil ini langsung diimpor dari Korea Selatan secara utuh. PT TPN berdalih hal ini karena pabrik lokal yang rencananya digarap di kawasan Cikampek, Jawa Barat, belum selesai dibangun.

Alhasil, PT TPN mengimpor 39.715 mobil Kia Sephia ke Indonesia agar target mobil nasional tercapai. Untuk memuluskan impor mobil tersebut, Presiden Soeharto menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 1996 yang memberikan izin kepada PT TPN untuk mengimpor mobil nasional tanpa dikenakan bea masuk.

Baca juga: Dampak Negatif Bila Mobil Sering Terjemur Matahari

Hal ini sempat dipertanyakan masyarakat karena tak sesuai dengan isi INPRES yang ditentukan sebelumnya. Untuk menjawab pertanyaan publik, ketua PT TPN, Tommy Soeharto, mengklaim mobil-mobil tersebut dirakit di Korea Selatan oleh pekerja migran Indonesia.

Yang paling menjadi pertanyaan, mobil Timor mendapatkan pembebasan pajak impor dan barang mewah sebesar 60%. Alhasil sebagaimana dijelaskan Phillippe Ries dari Asian Storm: The Economic Crisis Examined, mobil Timor merupakan salah satu sedan yang harganya paling murah dijual di Indonesia. Mobil ini hanya dijual seharga Rp 35 juta saja.

 

Mendapat kritik keras

Hak istimewa yang diterima Timor atas pembebasan pajak barang mewah tersebut membuat Timor dijual setengah harga dari mobil di segmen yang sama. Misalnya saja pada Toyota Corolla yang saat itu dibanderol sekitar Rp 70 jutaan. Dua kali lipat lebih mahal ketimbang Timor.

Baca juga: Komponen Penyebab Overheat pada Mobil Bekas, Memang Ada?

Pembebasan pajak ini pun diprotes oleh Amerika Serikat, Jepang, dan beberapa negara Eropa lainnya dan dibawa ke World Trade Organization (WTO). WTO setuju dan langsung memutuskan agar pemerintah Indonesia mencabut keringanan bea masuk serta pajak barang mewah Timor.

Meski demikian, Timor tetap jalan terus. TPN berencana untuk mengimpor 45.000 mobil per tahun. Namun pada 1997 terjadi krisis keuangan Asia. Hal ini berdampak pada Timor dan Kia Motors.

Dampak tersebut terlihat dari penjualan Timor yang merosot. Pada awal tahun 1998, terdapat 15.000 unit mobil yang belum terjual di Jakarta. Padahal di tahun tersebut TPN sudah mengimpor hampir 40.000 unit.

Baca juga: Nama Baru Promo Lebih Seru, Beli Mobil di mobbi Bisa Dapet Cashback Rp 2 Juta!

Penurunan penjualan ini sejalan dengan penjualan mobil secara keseluruhan di Indonesia. Krisis ini membuat penurunan penjualan mobil secara umum sebesar 400.000 unit pada tahun 1997, dan hanya menjadi sekitar 53.000 unit pada tahun 1998.

 

Berhenti produksi

Tahun 1998, Presiden Soeharto mulai terkena banyak masalah. Presiden Soeharto dituding menjadi pemicu krisis moneter yang mulai terjadi pada 1997. Tak ayal, berbagai masalah dan juga demo di mana-mana terjadi, terkhusus pulau Jawa.

Pada Mei 1998, kerusuhan mulai memasuki puncaknya. Presiden Soeharto pun kemudian lengser tepat pada 21 Mei 1998 setelah runtuhnya dukungan untuk kepresidenannya yang telah berlangsung selama 32 tahun.

Baca juga: Seberapa Penting Peran Engine Mounting Bagi Mobil?

Yang menarik, para pemilik mobil Timor ketakutan lantaran status mobil tersebut melekat dengan nama keluarga Soeharto. Mereka bahkan mengambil inisiatif tindakan dengan menghapus logo 'T' yang menjadi identitas merek tersebut.

Hal ini dilakukan agar mereka tidak menjadi sasaran amarah para pengunjuk rasa yang mengaitkan mobil Timor dengan rezim Soeharto. Sebab ada isu bahwa pengunjuk rasa akan menghancurkan mobil-mobil Timor di jalanan.

Bukan hanya pemilik mobil saja yang terbirit-birit. Dealer-dealer yang saat itu masih memiliki ribuan unit mobil Timor yang belum terjual setelah terjadinya krisis tersebut terpaksa melakukan perubahan merek, tema, dan warna. Hal ini sebagai upaya menjauhkan citra mobil Timor yang terkait dengan keluarga Cendana.

Baca juga: Mudah, ini Tips Memilih Oli Mesin Mobil yang Tepat

Selain itu, gugatan dari WTO terkait hak barang mewah tetap berjalan. Akibat berbagai masalah yang terjadi, proyek Timor yang dikomandoi PT TPN pailit sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) No 20 1998.

TPN juga diinstruksikan untuk membayar kembali pajak barang mewah yang belum dibayarkan sejak mereka mengimpor mobil bebas pajak, totalnya mencapai US$ 1,3 miliar.

Itu adalah sejarah Timor beserta PT TPN di Indonesia. Meskipun tidak aktif, TPN tidak dibubarkan atau pailit dan masih beroperasi hingga saat ini. Mereka sering menghadapi tuntutan hukum, terutama dari pemerintah Indonesia.

Nah, jika kamu tertarik untuk memiliki mobil buatan dalam negeri, kamu bisa menjatuhkan pilihan pada mobil Esemka.

Baca juga: Akan Jadi Syarat Bikin SIM, Begini Cara Mendapatkan Sertifikat Mengemudi

Untuk informasi dan tips-tips menarik lainnya, kunjungi mobbi, ya! mobbi juga bisa diakses melalui aplikasi dengan mengunduhnya di Play Store atau App Store.

Bandingkan Mobil (0)

Berhasil ditambahkan 0 Mobil

Tambahkan 1 mobil lagi untuk membandingkan